KARAWANG | SUARAKARAWANG.COM |Sejumlah orang tua siswa kelas X Sekolah Menengah Kejuruan Negeri (SMKN) 1 Karawang mengeluhkan tingginya uang sumbangan yang harus dibayarkan kepada pihak sekolah.
Bahkan hanya karena belum membayar uang sumbangan sebesar Rp. 3 juta tersebut, sampai-sampai ada siswa yang tidak diberi kartu ujian.
Dikonfirmasi awak media, Selasa (14/3/2023), bertempat di Aula Rapat SMKN 1 Karawang, pihak sekolah pun angkat bicara terkait permasalahan tersebut.
Ketua Komite, Drs. Endang Supriatna, M.pd.,didampingi Kepala Sekolah SMKN 1 Karawang Drs. Makmur, M.T., menjelaskan bahwa kebijakan sumbangan siswa sebesar Rp. 3 juta sudah berdasarkan hasil rapat yang dihadiri kurang lebih 660 an orang tua siswa serta dihadiri pula oleh Wakil Saber Pungli Kabupaten Karawang.
“Dari sisi regulasi bahwa besaran sumbangan itu berdasarkan pelaksanaan rapat antara pihak sekolah dengan orang tua siswa. Dari jumlah 800an siswa dikurangi oleh siswa yang menggunakan jalur Keterangan Tidak Mampu (KTP), Sehingga yang hadir sebanyak 660 siswa yang mampu,” kata Endang.
Dalam rapat lanjutnya, kebutuhan anggaran yang diperlukan untuk program pembangunan SMKN 1 Karawang dan lainny, total keseluruhannya sebesar kurang lebih Rp. 11 Milyar. Dengan anggaran bantuan dari pemerintah sebesar Rp. 7 Miliar sehingga masih memiliki kekurangan sekitar Rp. 3 Miliaran lebih.
“Kekurangan ini boleh kita meminta kepada orang tua siswa dalam bentuk sumbangan. Kami pun menanyakan kembali kepada orang tua siswa dan mereka sepakat dengan biaya sumbangan sebesar Rp. 3 juta, jadi bukan dari kami tapi dari hasil kesepakatan orang tua siswa,” tegasnya.
“anak-anak kelas X jurusan Listrik dan Bangunan juga banyak yang menyampaikan berkas-berkas permohonan untuk dibebaskan dari sumbangan itu,” kata Endang lagi.
Teknis pembayarannya pun terserah, lanjutnya menambahkan, bisa sekaligus ataupun mencicil. Pihaknya pun kata Endang, memaklumi karena banyak juga orang tua siswa yang tidak mampu. Sehingga tidak ada paksaan.
“Kami tidak memaksakan, namanya juga sumbangan. Karena program yang kita anggarkan itu masih kurang jadi kita minta bantuan siswa, kita kedodoran banget, sementara banyak program-program yang harus terlaksana,” pungkasnya.
Reporter : Annisa Noviyanti