KARAWANG – SUARAKARAWANG.COM – Ancaman banyaknya pengangguran dan sulitnya masuk kerja ke perusahaan masih jadi masalah serius yang terjadi di Kabupaten Karawang. Parahnya lagi, meski ribuan perusahaan berdiri justru warga asli Karawang sulit untuk bisa masuk kerja.
Banyaknya industri di Kabupaten Karawang nampaknya belum cukup untuk menyerap pencari kerja (pencaker).
Salah satu perkumpulan para praktisi HRD & GA di Karawang yaitu Assosiasi HRD-GA (Human Resource Development-General Affair) Karawang menemukan jawaban mengapa jumlah pengangguran di Kabupaten Karawang sangat tinggi. Padahal banyak industri di Karawang. Bahkan daerah yang dijuluki kota lumbung padi ini memiliki area industri terbesar se-Asia Tenggara.
“Ini ironis. Apakah industri di Karawang sudah tidak memerlukan tenaga kerja ? Sehingga tingkat pengangguran sangat tinggi di Karawang ? Apakah kawan-kawan di industri tidak memerlukan tenaga kerja ?” kata Ketua Assosiasi HRD & GA Karawang Hendro Iwan Pradipta dalam diskusi yang diselenggarakan kampus UBP (Universitas Buana Perjuangan) Karawang, Kamis (16/6/2022).
“Industri di Karawang bukannya tidak memerlukan tenaga kerja, justru industri memerlukan tenaga kerja, masalahnya adalah sulitnya menemukan tenaga kerja yang cocok sesuai dengan kompetensi dan kriteria yang diperlukan perusahaan,”jelasnya.
Dari catatan pihaknya ternyata ada banyak sekali lowongan kerja yang tersedia di Karawang. Namun masalahnya adalah sulit menemukan tenaga kerja yang pas dan sesuai kompetensi. Kondisi ini menciptakan kekosongan tenaga kerja, namun di sisi lain menambah angka pengangguran.
Seperti diketahui, dari data yang dirilis BPS (Badan Pusat Statistika), per tahun 2020 terdapat 133.898 pengangguran di Kabupaten Karawang. Tahun 2021, jumlah itu bertambah menjadi 137.362.
Ditempat yang sama dalam penyampaian diskusinya Profesor Dr. Dedi Mulyadi, SE., MM., punya jalan keluar. Ekonom sekaligus Rektor UBP Karawang itu menuturkan, salah satu jalan keluar dari tingkat pengangguran di Kabupaten Karawang adalah melalui konsep link and match.
“Mesti ada link and match antara kebutuhan industri dengan sumber daya manusia di sektor pendidikan. Terjadinya fenomena banyak lowongan kerja namun tidak terisi merupakan tanda ada yang hilang antara kebutuhan industri dan ketersediaan sumber daya yang kompeten di sektor pendidikan,”jelasnya.
Konsep tersebut dapat diharapkan mengisi kekosongan tenaga kerja di sektor pendidikan.
Ketua Apindo Karawang, Abdul Syukur, menuturkan saat ini perusahaan yang masih bertahan dan beroperasi di Karawang tersisa 900 saja. Berbanding terbalik dengan kondisi di tahun 2018, di mana terdapat 1.762 perusahaan yang beroperasi di Karawang.
“Tahun 2018 itu rinciannya pabrik swasta sebanyak 787, penanaman modal asing 638, penanaman modal dalam negeri 269, dan joint venture sebanyak 58 pabrik,”ungkap Abdul Syukur.
Menurut dia, perusahaan di Karawang susah payah mengimbangi kenaikan upah di Karawang yang pernah tembus rekor mengalami kenaikan sampai 58 persen. Sejak itu banyak perusahaan kena dampak. Terutama perusahaan padat karya.
Banyak perusahaan kemudian memilih pindah ke daerah yang UMK-nya tidak begitu tinggi. “Perusahaan kebanyakan pindah ke daerah Jawa Tengah, Jawa Timur, dan Jakarta,” ucapnya.
Hal lain juga di kemukakan oleh Ketua Apindo (Asosiasi Pengusaha Indonesia) Karawang Abdul Syukur mengusulkan agar semua pihak menggandeng UKM (Usaha Kecil Menengah) agar tingkat pengangguran di Karawang bisa dikurangi.
Ketua Apindo mencontohkan soal potensi pendapatan dari pengadaan baju seragam yang bisa digarap pelaku UKM.
“Berapa seragam pabrik di Karawang yang dibutuhkan setiap tahun ? Ambil contoh, kalau satu perusahaan jumlah karyawannya seribu, dan satu karyawan membutuhkan dua stel pakaian, maka dalam satu tahun diperlukan dua ribu seragam. Itu baru satu pabrik. Potensi pengadaan baju seragam itu selama ini digarap oleh pengusaha luar Karawang,” ungkapnya.
Untuk itu pihaknya saat ini sedang menyiapkan 80 unit mesin jahit. Ia menyarankan perusahaan yang tergabung dengan Apindo agar mengorder seragam dari Apindo.
“Nanti Apindo yang akan menyalurkan ke UKM di Karawang,”pungkasnya. (Red.)