KARAWANG | SUARAKARAWANG.COM | Dewan Pimpinan Pusat (DPP) Gerakan Militansi Pejuang Indonesia (GMPI) menyatakan keprihatinannya yang mendalam terkait beredarnya vidio yang kemudian viral dilaman media sosial.
Dalam vidio yang berisi percekcokan antara dua orang petinggi pendidikan di Universitas Singaperbangsa Karawang (UNSIKA) itu, memperlihatkan perdebatan sengit di ruang kampus yang dinilai sangat tidak pantas dan jauh dari nilai-nilai yang seharusnya dijunjung tinggi oleh para pendidik.
Apalagi UNSIKA kini telah menjadi universitas yang tidak hanya menampung mahasiswa-mahasiswi dari Kabupaten Karawang saja, tetapi juga dari berbagai daerah lainnya. Sebagai institusi pendidikan yang seharusnya menjadi teladan, tindakan kedua dosen tersebut dinilai mencoreng nama baik UNSIKA dan membawa citra buruk bagi Karawang.
Menyoroti hal tersebut, GMPI menuntut agar kedua oknum dosen tersebut diberikan sanksi berat. Menurut mereka, tindakan tegas diperlukan untuk memulihkan citra UNSIKA yang telah ternoda oleh perilaku yang tidak mencerminkan seorang pendidik.
GMPI juga menyarankan agar pihak yang menyebarkan video tersebut diberikan sanksi yang setimpal, mengingat dampak negatif yang telah ditimbulkan oleh penyebaran tersebut.
Tidak hanya itu, GMPI juga mendesak agar rektor dan wakil rektor UNSIKA mempertimbangkan untuk mundur dari jabatannya jika tidak mampu menangani persoalan yang mencoreng nama baik universitas tersebut. Mereka menilai, tindakan tegas dari pihak pimpinan sangat diperlukan untuk menjaga marwah UNSIKA sebagai universitas kebanggaan masyarakat Karawang.
“UNSIKA adalah universitas kebanggaan orang Karawang, dan tidak boleh dijadikan ajang untuk meluapkan ego serta nafsu pribadi. Bagaimana seorang pendidik bisa menjadi panutan bagi mahasiswanya jika perilakunya sendiri tidak mencerminkan nilai-nilai seorang pengajar?,” kata Nurdin Syam atau yang akrab disapa Mr Kim, Humas DPP GMPI.
Lebih lanjut, GMPI menilai bahwa kejadian ini mencerminkan adanya krisis moral di lingkungan akademik yang seharusnya menjadi benteng terakhir pendidikan karakter. Menurut mereka, insiden ini seharusnya menjadi momentum untuk merefleksikan kembali peran dan tanggung jawab para pendidik di UNSIKA.
GMPI pun berencana untuk segera melayangkan surat audiensi ke pihak UNSIKA guna membahas perihal ini secara langsung. Mereka berharap agar pihak universitas tidak hanya menanggapi secara serius, tetapi juga mengambil langkah-langkah konkret untuk memastikan hal serupa tidak terulang di masa mendatang.
“Ke depan, GMPI menekankan bahwa UNSIKA harus mampu menjaga integritas dan martabatnya sebagai institusi pendidikan terkemuka di Karawang. Kami berharap agar pihak universitas bisa menjawab tantangan ini dengan tindakan nyata yang akan mengembalikan kepercayaan masyarakat terhadap dunia pendidikan di Kabupaten Karawang,” Mr. Kim lagi.
Dalam konteks ini, GMPI juga mengajak seluruh elemen masyarakat, khususnya yang terkait dengan dunia pendidikan, untuk bersama-sama menjaga nama baik UNSIKA. Mereka percaya bahwa dengan kerja sama yang baik, UNSIKA dapat kembali menjadi pusat pendidikan yang dibanggakan, tidak hanya oleh masyarakat Karawang, tetapi juga oleh seluruh bangsa. (Red)