KARAWANG | SUARAKARAWANG.COM | Berita yang dinarasikan seorang siswa sekolah dasar (SD) di Kabupaten Karawang, Jawa Barat, terpaksa pindah sekolah karena di-bully , dikafirkan, diejek dan dirudung guru-guru dan teman-teman sepermainannya, viral di media sosial. Persatuan Guru Republik Indonesia (PGRI) Kabupaten Karawang pun memberikan penjelasan.
Dilansir dari sintesanews.com, 29 Juni 2023, Belva seorang anak kelas 2 siswa SDN Jomin Barat II, Desa Jomin Kecamatan Kotabaru, Kabupaten Karawang adalah korban dari perundungan yang dianggap biasa oleh Kepala Sekolah SDN Jomin Barat II yang bernama Ibu Julaeha, Guru-Guru, dan teman-teman sepermainannya.
Sekolah Dasar Negeri Jomin Barat II dalam pemberitaan tersebut, dinarasikan dipimpin oleh Kepala Sekolah dan diisi oleh guru-guru yang radikal. Dimana, Bellva diwajibkan untuk berkerudung alias berjilbab, padahal jelas tercantum di kolom agama pada KTP Ibu Desta “Penghayat Kepercayaan Terhadap Tuhan Yang Maha Esa”. Puncaknya terjadi pada tanggal 2 Juni 2023 Bellva hidungnya dipukul oleh temannya hingga berdarah dengan alasan karena Bellva bukan Islam.
Penjelasan Pihak Sekolah SDN Jomin Barat II melalui PGRI Kabupaten Karawang
Dihadiri Ketua PGRI Kabupaten Karawang Nandang Mulyana, Ketua Koordinator Badan Accesor Kabupaten Karawang Rukmana, Ketua PGRI Cabang Kota Baru Abah Iwa, serta guru-guru SDN Jomin Barat II membantah kebenaran isi pemberitaan tersebut.
Iwa mengatakan, tindakan bulliying dan pemukulan terhadap Bellva, siswa kelas 2 SDN Jomin Barat II itu hoax.
“Hoax ,itu sama sekali tidak pernah terjadi. Kita guru -guru, khususnya guru SDN Jomin Barat II, tidak pernah memaksa atau memerintahkan siswa yang menganut agama Penghayat Kepercayaan atau agama Non-muslim lainnya untuk menggunakan Jilbab, itu tidak benar adanya, dan tidak pernah terjadi,” kata Iwa Menegaskan.
Tak terima, Iwa pun akan melaporkan media online sintesanews.com kepihak kepolisian atas dugaan pencemaran nama baik.
Pasalnya, dalam pemberitaannya, media tersebut dengan terang-terangan menyebutkan nama kepala sekolah SDN Jomin Barat II, serta menuduh guru-guru serta siswa-siswanya radikal, dan sampah.
“Ini sudah keterlaluan, kami akan laporkan ke Polres Karawang, namun masih menunggu kedatangan ibu kepala sekolah yang saat ini sedang menunaikan ibadah haji,” tegasnya .
Ditempat yang sama, Ketua PGRI Kabupaten Karawang Nandang Mulyana menuturkan, kehadiran dirinya.selain sebagai bentuk silaturahmi, komunikasi, klarifikasi namun juga untuk memberikan pembinaan kepada guru-guru SDN Jomin Barat II.
Setelah mendengar beragam penjelasan dari Wali Kelas Bellva langsung dan para guru lainnya , Nandang pun menyimpulkan, keadaan yang digambarkan dalam pemberitaan baik melalui media online maupun vidio itu tidak benar alias hoax. Tidak ada bulliying, atau perudungan.
Nandang menegaskan, PGRI Kabupaten Karawang beserta guru -guru SDN Jomin Barat II bisa mempertanggungjawabkannya.
” menurut saya ini adalah suatu berita yang memojokan guru. Dan saya meyakini tidak mungkin bisa terjadi seperti itu di SDN Jomin Barat II, semua aman-aman saja,” kata Nandang , Selasa (11/7/2023), diruang guru SDN Jomin Barat II, usai menengarkan klarifikasi para guru.
“Tidak ada intoleransi masalah keagamaan. Bebas, karena negara kita ini adalah negara beragama. Dan saya menolak adanya pernyataan bahwa guru itu radikal, saya keberatan. Jika ada pihak pihak tertentu yang merasa ada ketidaknyamanan, silahkan hubungi kami PGRI,” ucapnya lagi.
Terakhir ia mengatakan, PGRI Kabupaten Karawang akan selalu menjadi pelindung bagi para guru-guru semua. Nandang pun berharap, kedepan guru-guru harus dapat lebih waspada dan teliti terhadap setiap persoalan- persoalan sosial.
“Saya memahami tugas ibu dan bapak guru itu berat , selain mengajar juga harus mendidik siswa siswi di sekolah. Namun jangan sampai nanti ada hal -hal yang kurang berkenan dihati bapak/ibu guru semua, dari anak yang berdampak kepada dunia pendidikan,” ungkap Nandang.
“Sekali lagi saya tegaskan, tidak ada bulliying dan intoleransi agama di sekolah ini,” pungkasnya.
Ditempat yang sama, Ketua Koordinator Assesor Kabupaten Karawang Propinsi Jawa Barat, Rukmana menerangkan yang diviralkan media dalam permasalahan Bellva ini adalah tenang agama. Sementara diketahui dari data yang dimiliki pihak sekolah, bapak sambung Bellva bernama Deris Daryana beragama Keyakinan Kepada Tuhan Yang Maha Esa (YME). Ibunya Desta Komalasari beragama katholik.
“Tetapi ketika mendaftar ke SDN Jomin Barat II, lanjutnya, orang tua Bellva menuliskan bahwa Bellva mengaku islam.
Jadi dari awal ibunya Bellva ini sudah berbohong kepada pihak sekolah,” ujar Rukmana.
“Sehingga adalah hal yang wajar jika kemudian guru menyarankan kepada Bellva untuk menggunakan kerudung, karena ia diketahui beragama islam, namun guru-guru tidak akan melakukan pemaksaan, terlebih jika siswa beragama Non-Muslim,” imbuhnya.
Oleh karena itu belajar dari permasalahan Bellva, Ia pun berpesan kepada para guru, untuk berhati- hati lagi, terlebih dijaman digitalisasi seperti sekarang ini.
Terakhir disampaikannya, Bellva sendiri bersama keluarganya sudah pindah tempat tinggal ke Ciamis, dan Bellva pun sudah berpindah sekolah. Itulah mengapa Ibu Belva tidak hadir ketika diminta mengklarifikasi.