KARAWANG | SUARAKARAWANG.COM | Sejumlah orang tua siswa Kelas V SDN Dawuan Barat 3 mengeluhkan kebijakan yang diambil guru kelas V bernama Dimas.
Berdasarkan keterangan salah seorang wali murid kepada wartawan, sang anak tiba-tiba saja enggan masuk sekolah dikarenakan gurunya (Dimas) memberi hukuman kepada sang anak dengan mengembalikan (menurunkan) anaknya kembali ke kelas IV.
“Jadi manehna teh moal sakola deui ah, moal sakola dede mah kitu nyarios na teh (jadi dia gak mau sekolah lagi, “gak mau sekolah dede mah”, gitu ngomongnya). Ke weh dugi ka semester nyarios na (Nanti aja, sampai ke Semester ngomongnya). Eta teh aya nu teu ngerjakeun pelajaran (itu karena ada yang tidak mengerjakan pelajaran) dua orang jadi kebawa bawa semuanya gitu. Tugas di sekolahan,” ujarnya dengan bahasa sundanya yang khas, mengungkapkan kejadian yang menimpa anaknya., Senin (13/11/2023).
Ia menjelaskan lebih lanjut, mengapa Guru Dimas kemudian menghukum sejumlah muridnya seperti itu, hal tersebut dikarenakan ada dua orang murid yang tidak mengerjakan tugas.
“Yang gak ngerjain tugas mah ada dua siswa. Tapi 11 orang kebawa- bawa, laki laki semuanya. Kalau total semua murid kelas A dan kelas B mah ada sekitar 60 orangan,” ujarnya.
“Jadi anak teh di suruh sekolah gak maueun weh…hayang ka kelas 5 deui alim ka kelas 4 isin saur na kitu ( Jadi anak disuruh sekolah gak mau…..maunya ke kelas V lagi gak mau di kelas 4 malu …katanya begitu),” pungkasnya.
Ditempat terpisah, salah seorang wali murid juga membenarkan sejumlah orang tua siswa mendatangi sekolah untuk mempertanyakan permasalahan yang menimpa anak-anak mereka sehingga mengalami trauma dan enggan masuk sekolah.
Ditemui usai mendatangi pihak sekolah, ia mengatakan jika pihaknya sudah bertemu dengan pihak sekolah dan permasalahan sudah diselesaikan.
“Biasa anak-anak gak tertib di sekolah, ada dua orang anak tidak mengerjakan tugasnya, jadi semua kebawa. Semuanya ada 11 anak (yang dihukum guru turun kembali ke kelas IV), dan kami orang tua tidak tahu permasalahannya tiba-tiba anak-anak kami tidak mau sekolah,” jelasnya.
Dalam kesempatan itu, ungkapnya lagi, sebagai orang tua pihaknya menyampaikan agar jika ada kenakalan atau masalah dengan anak-anak mereka agar pihak sekolah langsung menghubungi orang tuanya saja.
“Nanti mah pak (guru Dimas), kalau ada apa apa bilang aja langsung ke orang tua biar orang tuanya aja langsung supaya bener nyampeinnya ke anak. Anak-anaknya takut kena mental tapi ..insha allah nggak ..kalau orangtuanya langsung yang ngomongnya mah,” sesalnya.
‘Sekarang anak-anak mogok sekolah, kejadiannya hari Kamis, mudah -mudahan besok mau,” tandasnya.
Kembali ia menuturkan, apapun kesalahan anak – anak tersebut, seharusnya dikonfirmasikan dulu kepada orang tuanya, bahwa anak-anak dihukum karena tidak mengerjakan tugas dengan diturunkan kembali ke kelas 4.
“Masalahnya anak- anaknya di turunin ke kelas 4 pas itu selama setengah hari lah…
Disitu lah mereka shock, karena anak- anak jadi malu. Mereka sekarang mogok sekolah, gak tahu besok mereka mau gak sekolah setelah diberi pengertian nanti dirumah,” pungkasnya.
Dihari yang sama, Awak media pun mencoba mengkonfirmasi terkait permasalahan tersebut diatas kepada pihak sekolah, seorang guru bernama Dimas mengatakan jika permasalahan dengan orang tua murid sudah selesai. Dan mereka (orang tua murid) tidak mempermasalahkan dan mempersilahkan jika anak-anaknya salah untuk dihukum.
“Gak mungkin kalau gak ada yang lapor, soalnya tadi orang tua kesini pada datang mereka bilang …ouh iyah pak, gak papa kalo mereka salah mah dihukum aja pada ngerti kok,” kata Dimas dengan nada tinggi.
“Di hukum cuma efek jera hari Senin kan mereka sekolah lagi itu ada pada disitu. Sekarang gini, di kelas saya kan ada aturan yang berisik di keluarin dari kelas … anak anak belajar di kelas 4 kemarin juga di kasih tugas dari pada dikeluarin (dikeluarin dari kelas), mereka bercanda mending di keluarin ke kelas 4 ikut belajar, dikarna kan Sabtu libur jadi masuk lagi Senin,” jelasnya penuh emosi.
Reporter : Annisa. N. Y