Berada Ditempat Dimana Dugaan Persekusi Wartawan Terjadi, Camat Rengasdengklok Jelaskan Begini?

Camat Rengasdengklok Dede Tasria didampingi Kasie Kesos Kecamatan Rengasdengklok, Iwan.

KARAWANG | SUARAKARAWANG.COM | Disebut-sebut berada ditempat pada saat terjadinya dugaan persekusi sekelompok orang yang diduga adalah pekerja sosial masyarakat (PSM) terhadap salah seorang wartawan. Dede Tasria, Camat Kecamatan Rengasdengklok, Kabupaten Karawang, Jawa Barat, akhirnya angkat bicara.

 

Selasa, 19 September 2023, diruang kerjanya, Dede Tasria mengungkapkan kronologis kejadian yang menggemparkan tersebut, yang kemudian berujung pada pelaporan polisi oleh korban (Muhadi Setia).

 

Pasalnya, Muhadi Setia, wartawan media online Jejak Hukum mengaku telah dipersekusi oleh sekelompok oknum PSM, sementara saat kejadian Camat dan sejumlah aparatur kecamatan berada dilokasi namun tidak berbuat apa-apa.

 

“Jadi Malam Minggu kemarin, Muhadi menelpon saya dan mengatakan bahwa PSM telah memotong Bantuan Sosial (Bansos) BPNT dari Rp. 600 ribu, menjadi Rp. 400 ribu. Dan beras yang ada di bansos itu seharusnya 10 Kilo, ini malah menjadi 7 Kilo. Lalu saya menjawab akan mengkomunikasinya dahulu dengan Kasie Kesos Kecamatan. Dan saya pikir Muhadi sendiri sudah berkomunikasi juga dengan PSM dan Tenaga Kesejahteraan Sosial Kecamatan (TKSK),” Kata Dede Tasria mengawali.

 

Senin pagi, 18 September 2023, lanjut Dede Tasria, tiba-tiba tanpa diundang mereka (Ikatan PSM Kecamatan Rengasdengklok)datang kesini sambil membawa Muhadi.

 

“Kebetulan seluruh aparat kecamatan memang sedang berkumpul. Lalu saya tanya ke Muhadi, permasalahannya apa?, Muhadi menjawab ada pemotongan pak, direkaman di sebutkan bahwa ada pemotongan bansos. Kemudian disahuti oleh Ikatan PSM, seraya mengatakan pihaknya keberatan jika Muhadi menyebutkan ada pemotongan karena PSM sudah menyalurkan Bansos per KPM itu sesuai dengan aturan, yaitu Rp. 600 ribu,” kata Dede Tasria.

 

“Begitu ceritanya, mungkin PSM-PSM ini merasa kesal sehingga mengeluarkan bahasa yang kasar. Mereka tidak merasa memotong tapi malah ada pemberitaan. Terlebih Muhadi menyerahkan foto-foto dan vidio ke orang lain jadi orang lain yang memberitakan, mereka bertanya kenapa gak Muhadi sendiri yang menulis,” urainya lagi.

 

Lanjut dikatakan Dede Tasria, yang semakin membuat kesal PSM ini, karena posisi Muhadi itu pada saat merekam vidio KPM tersebut bukan sebagai wartawan tetapi sebagai LPM Desa.

 

” Nah posisi Muhadi itu bukan wartawan pada saat itu, tapi menyebutkan bahwa dia itu ketua LPM Desa Rengasdengklok Selatan. Saya juga bertanya kepada Muhadi, kenapa gak lapor ke Kepala Desa kalau menemukan hal seperti itu,” ungkap Dede Tasria.

 

Ia pun membantah pernyataan bahwa Kecamatan lebih berpihak kepada PSM , menurut Dede Tasria, dirinya sudah mencoba menengahi bahkan sampai mengajak sejumlah aparat Kecamatan untuk turut hadir agar tidak terjadi sesuatu yang tidak diinginkan.

 

“Kami pihak Kecamatan sudah berusaha menengahi. Tidak membela siapa pun,” ujar Dede Tasria.

 

“Kalau soal kemudian Muhadi melaporkan ke Polisi, ya, itu adalah hak dia. PSM sendiri sekarang sudah saya minta “coolling down”, tidak boleh ada gerakan apapun dari PSM. Semua harus di koordinasikan ke kita,” tandasnya.

 

Dede Tasria juga mengaku selalu mewanti- wanti dalam setiap kegiatan Minggon Kecamatan, agar PSM dan TKSK bekerja dengan terbuka, jujur dan sesuai aturan. Tidak boleh ada pemotongan.

 

“PSM dan TKSK sesuai SOP aja. Sebenarnya kemarin itu ada dari Deputi Kementerian Sosial ke kantor pos tapi bukan permasalahan di Kecamatan Rengasdengklok ini, tapi ke Batujaya. Justru kalau ada Deputi kesini kita harus jelaskan yang sebenarnya,” pungkasnya.

 

 

 

 

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *